Thursday, November 6, 2014
Hamparan Rawang merupakan salah satu Kecamatan di Kota
Sungai Penuh. Disinilah tempat para alim ulama dahulu berkumpul dan memusyawarahkan
suatu perkara. Sehingga peninggalan Islam cukup banyak ditemukan berupa masjid
dan gong yang umumnya adadisetiap dusun di Rawang. Perjalanan menuju Hamparan
Rawang dapat ditempuh dengan waktu 5 Menit dari Kota Sungai Penuh dan 5 Menit
dari Desa Baru Sungai Tutung tempat saya menginap. Menikmati perjalanan santai
ini bersama udara segar pagi hari Kerinci. Dari tempat saya menginap di Desa
Sungai Tutung, pemandangan alam Kerinci terasa menyejukkan. Kiri dan kanan
adalah hamparan padi yang menghijau, dikejauhan nampak puncak Gunung Kerinci
tinggi menjulang sedang menyibak awan. Cantik sekali. Tujuan saya kali ini
adalah Tanah Sabingkeh dan Masjid Raya Rawang.
Tanah
Sabingkeh merupakan suatu kawasan adat yang terletak di tengah permukiman
masyarakat yang terletak di Desa Maliki Air, Kecamatan Hamparan Rawang. Pusat dari
Tanah Sabingkeh adalah sebuah lapangan yang disebut tanah mendapo. Area ini
biasa digunakan warga sebagai tempat menjemur gabah. Saat ini, area juga sering
dijadikan sebagai tempat bermain volly. Kondisi sekitar tanah sabingkeh telah
banyak dimanfaatkan untuk kepentingan warga, salah satunya adalah pos ojek yang
terletak persis di depan beduk larangan. Namun lapangan utama tetap tidak boleh
mendirikan bangunan apapun.
Tanah
Sabingkeh dulu disebut juga sebagai Tanah Sebingkeh Payung Sekaki atau dalam
bahasa daerah Rawang disebut Tanah
Sabingkeh Payung Sekakai.
Tanah Sabingkeh ini merupakan kedudukan depati IV Delapan Helai Kai Alam
Kerinci yang memimpin kedepatian Hamparan Rawang (Jauhari dan Putra 2012). Dahulu, kedepatian ini biasa
disebut kedepatian Hamparan Besar Tanah Rawang. Sebelum penjajahan Belanda,
kedepatian merupakan merupakan bentuk pemerintahan tertinggi di Kerinci. Di
area ini juga terdapat rumah adat depati dua nenek kampung dalam yang menjadi
tempat dilakukan pertemuan alim ulama serta dilaksanakannya prosesi kenduri
sko. Akan tetapi, rumah adat ini telah direnovasi sehingga menjadi tampak
modern sedangkan kesan tradisionalnya sudah hilang.
Tidak jauh dari Tanah Sabingkeh, kita bisa menemukan
Masjid Raya Rawang.
Komplek
Masjid Raya Rawang terletak di Desa
Maliki Air, Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh. Objek utama komplek
ini adalah Masjid Raya Rawang yang memiliki
arsitektur unik bergaya Eropa dan Persia. Disebelah masjid ini terdapat
Madrasah Ibtidaiyah yang dibangun setelah pendirian masjid pada tahun 1357. Di
bagian belakang juga terdapat pemakaman warga dan pemuka adat setempat. Akses
menuju masjid ini cukup mudah, karena berada di pinggir jalan utama yang dibatasi
dengan sungai Batang Merao di depannya.
Beberapa masyarakat di Masjid Raya Rawang
Kondisi
masjid masih cukup bagus dan terawat, namun sudah beberapa kali mengalami
pembongkaran pada bagian atap dan bangunan. Akan tetapi bahan bangunan masih
tetap dipertahankan dan masih alami. Mesjid Raya Rawang ini menjadi identitas
Kecamatan Hamparan Rawang. Masjid Raya Rawang berhadapan langsung dengan sungai
air bungkal yang membelah rawang. Bangunan masjid memiliki 8 tiang utama sebagai
lambang Depati IV delapan Helai Kain serta memiliki lengkung-lengkung yang
dekoratif. Mimbar masjid dipenuhi dengan ornament ukiran yang bernilai estetika
tinggi. Berkunjung ke Hamparan Rawang kita
bisa merasakan aura yang sangat islami. Pada sore hari anak-anak kecil
beriringan menuju tempat pengajian. Pun juga dengan suara surau-surau dan
masjid yang melantunkan lagu islami dan lantunan ayat Al-qura’an.
Interior
Masjid Raya Rawang