Tuesday, July 22, 2014
Tujuan penelitian saya yang pertama di Kabupaten Kerinci adalah Batu Silindrik Pulau Sangkar, karena keberadaannya yang paling jauh daripada batu lainnya. Batu silindrik ini terletak di Desa
Pulau Sangkar, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci. Terletak di tepi
Sungai Paun yang merupakan sungai aliran air Danau Kerinci dan berada pada
ketinggian 895 mdpl.
Untuk mencapai batu ini bisa dilalui dengan
dua cara. Cara pertama bisa melalui jalan raya Pulau Sangkar, dari Danau
Kerinci, disebelah kanan jalan terdapat plang nama Batu Silindrik Pulau Sangkar
yang berada di pinggir jalan, di sela-sela pepohonan. Dari jalan ini bisa
ditempuh dengan jarak kurang lebih 200 meter. Bisa dengan menggunakan sepeda
motor dan jalan kaki. Namun jalanan cukup licin jika sebelumnya terjadi hujan.
Dari plang nama, terus saja mengikuti jalan setapak kecil melewati ladang warga
yang ditanami casiavera dan kopi. Sesampainya di penghujung jalan pilihlah
belok kiri dan akan menemukan jalan kecil diantara semak-semak yang akan sampai
dibawah menuruni bukit. Dibeberapa bagian cukup terjal dan licin, sehingga
harus sangat berhati-hati jika menggunakan sepeda motor. Selain itu, tanah
berlumpur juga menjadi suatu tantangan tersendiri sehingga harus ekstra
hati-hati.
Melihat jalan setapak kecil menuruni
bukit yang cukup terjal, maka saya memutuskan untuk mencari alternatif jalan
kedua yaitu melewati persawahan dekat jembatan yang baru dibangun. Dari jalan
raya tadi, saya bergerak menyusuri Pulau Sangkar dan sampai di persimpangan
saya berbelok ke kiri menuju arah desa Muak. Jalanan disini cukup bagus dan
bersih, karena merupakan jalan alternatif
menuju Jambi. Sesampainya di Jembatan, saya memarkir motor di sebuah
undakan tanah disebelah jembatan yang belum jadi tersebut. Dari kejauhan
terlihat sebuah bangunan seperti pondok dengan pagar besi di penghujung sawah
dsebelah bukit. Dari jembatan ini juga terlihat bukit yang tadi saya dak
melewati jalan pertama dan ternyata memang terjal. Setelah bertanya ke salah
seorang warga yang sedang memacing di Sungai, saya berjalan mengitari pematang
sawah yang cukup licin. Cukup becek memang, karena aliran air dari sebuah
pancuran membuat pematang sawah yang hanya berukuran 10 centi itu menjadi
hancur.
Beberapa kali kaki saya tercebur kedalam
genangan air sawah, karena pijakan yang tidak terlalu kuat. Tas sayapun terkena
lumpur karena terciprat. Berjalan perlahan agar pematang kecil ini tidak rusak,
hingga akhirnya saya berhasil sampai di pondok tempat Batu Silindrik Pulau
Sangkar ini berada. Batu ini dikelilingi oleh sawah, sungai dan pohon bambu
disekitarnya. Terlihat sebuah jalan kecil yang tertutup daun bambu menuju bukit
tempat pertama tadi saya lalui. Di kiri jalan terdapat pohon bambu yang cukup
lebat dan beberapa batangnya pun masuk kedalam area batu. Saya membersihkan
sebagian batang bambu tersebut dan meletakkannya diluar pagar. Sekitar 3 meter
disebelahnya adalah aliran sungai yang cukup besar dari sungai paun.
Diseberangnya nampak sebuah rumah kayu kecil dan seorang ibu dengan anaknya
sedang menjemur padi di halaman rumah. kehidupan terasa berjalan lambat, namun
cukup asri dan tenang sekali untuk dijadikan tempat bermukim. Angin yang
bertiup sepoi menambah kehangatan siang menjadi terasa begitu sejuk, bak oase
di tengah padang pasir. Bedanya, disini hijau royo-royo.
Kondisi fisik batu masih terawat dengan
baik, tinggalan megalitik ini berbentuk bulat memanjang dengan ukuran 3,9 x 1x
0,8 m. Tidak terdapat adanya ornamen atau pahatan di bagian batu, karena batu
ini termasuk kedalam zaman mesolitikum. Disebelah batu utama, terdapat tiga
buah batu berukuran kecil dan sedang yang juga masih terlihat bagus dan terawat
dengan baik. Akan tetapi beberapa bagian batu sudah berlumut dan terkikis air.
Batu ini menghadap ke arah tenggara menuju puncak bukit Muak. Disekitar persawahan
juga terlihat beberapa batu berukuran besar yang tertutup jerami. Menurut bapak
yang saya temui tadi, disini memang banyak ditemukan batu-batu sejenis yang
terdapat di ladang dan semak belukar yang belum digali lebih lanjut.