Friday, February 28, 2014
Jalanan dengan aspal
licin menjadi tempat berpijak kami meniti langkah, menyusuri kiri-kanan sawah
penduduk yang terbentang, hijau. Banyak mata tertuju pada kami. Entah karena
apa. Ah, biarlah, anggap saja jadi artis dadakan.
16.05
Kami sampai di pos
gerbang masuk TNKS. Setelah membayar
tiket masuk dengan karcis seharga 2500 rupiah per orang, kami bergegas untuk
memulai pendakian, di gerbang tak lupa kami berfoto narsis dulu. Mengabadikan
perjalanan singkat penuh makna. Perjalanan ini dimulai dengan menyusuri jalan berbatu
yang melewati kebun penduduk sekitar. Setelah itu kamipun melewati bumi perkemahan,
selanjutnya mulai masuk hutan.
20.01
Kami masih berada di
hutan, disebuah tanjaka yang cukup terjal. Beberapa pecinta alam dari Unja
nampak baru turun. Menurut pak khairul seharusnya jam segini sudah sampai di
Danau. Namun perjalanan kali ini kami tidak ingin memaksakan diri, karena tidak
semua anggota team terbiasa dengan perjalanan seperti ini. Ini perjalanan
paling lama dan paling banyak istirahatnya kata bapak, ah tapi tak mengapa, toh
dengan perjalanan ini kami lebih sering terdiam dan mendengar simfoni alam. Suara
hutan yang sangat khas. Walaupun agak merinding juga.
20.30
Sampailah di puncak. Gelap.
Hitam. Alhamdulillah. Setelah ini track yang dilalui adalah menuruni bukit. Dengan
persediaaan cahaya yang kurang ditambah gerimis malam menjadikan setiap langkah
sangat wajib untuk berhati-hati mencari pijakan.
22.51
Akhirnya kami sampai di
depan danau. Suara air yang kencang. Membahana, itu merupakan outlet berupa air
terjun dibawahnya. Kami bergegas mendirikan tenda, membuat api unggun yang
akhirnya tak kunjung jadi dan menghangatkan badan di sleeping bag yang sudah
menanti.
***
06.00
Ah, sayang. Sunrise
yang dinanti tak kunjung hadir. Kabut asap membuat semuanya menjadi putih. Ini salah
satu dampak pembakaran hutan atau mungkin juga erupsi gunung merapi? Ah entahlah.
Yang pasti pagi ini saya kembali gagal mendapatkan sunrise yang tak kutemui di
sawarna dan pangandaran. Suasana danau terasa asri dan alami. Udara segar, panorama
hijau yang tertutupi kelam, dan air danau yang jernih menyuguhkan keindahan
yang mampu membuat Anda betah berlama-lama menikmati pemandangannya. Selain
sebagai tempat melepas penat dan bersantai, danau ini juga digunakan sebagai
sumber mata pencaharian nelayan setempat. Menikmati alam bisa dengan berbagai
cara, dengan berfoto ria salah satunya. Mengabadikannya dalam lensa. Membuatnya
menjadi kenangan berharga.
13.08
Pendakian perjalanan
pulang cukup terjal. Malam tadi track penurunan tidak terlalu terlihat, tetapi
sekarang terlihat sudah yang kami lalui malam tadi. Akar-akar kuat, yang
menggantung bisa saja tiba-tiba patah dan hmmm bayangkan saja apa yag hendak di
bayangkan hehe. Perjalanan pulang ini terasa lebih ramai karena pagi tadi kamu
juga kedatangan tamu beberapa anak remaja dari Siulak dan dua orang turis dari
Jerman yang sedang bertandang kesini.
Perjalanan pulang
selalu menyisakan kenangan berharga, walau baru tadi malam kami sampai namun
tetap saja keindahanya tak ternilai. Hutan nan hijau, lebat dan asri. Indah,
sungguh indah sekali karunia tuhan. Pasir putih, salah satu bagian yang belum
sempat kami datangi. Ah nanti. Aku pasti kembali.
Yang mencintai
kebebasan hidup.
Salam dari Danau Gunung
Tujuh
YE Ar-rajid