Monday, November 18, 2013
Sebelum memulai cerita pengalaman selama dua minggu selama masa karantina (ala Indonesian Idol hehe) aku
akan bercerita dan mengenalkan lebih banyak tentang orang-orang yang aku temui disini.
Para pemuda pelopor harapan bangsa yang semoga Allah mempertemukan kami kembali.
:D
Pertama, tentang team
perjalanan penuh kenangan Jakarta-Bogor. Berangkat paling awal, ternyata berhasil
hadir di WTS paling akhir, karena macet Bogor yang lupa diperhitungkan. :D tapi
sungguh, perjalanan ini membawa banyak kenangan dan pelajaran berharga.Sebut
saja Rikang, Asep dan Fajar. Entah bagaimana ceritanya sehingga kami bisa satu
team hehe. Yang jelas, menurutku mereka itu sama. Sama-sama pendiam, sehingga
dalam perjalanan aku harus lebih banyak berbicara, padahal awalnya niatku
hendak menjadi peserta yang kalem saja. haha Fajar patut diacungi jempol dalam
hal fotografi, hasil bidikannya sangat bagus, walau ternyata setelah diperiksa,
yang paling banyak ditemukan adalah fotonya Hala #Ups. Asep lebih selow, yang
penting ada rokok,semua aman, hehe betul kah? Lain lagi cerita dengan Rikang,
kesan pertama tentang rikang itu santai, namun setelah satu minggu di WTS,
terungkaplah bahwasanya diantara semua peserta menurutku yang paling dewasa
pemikiran adalah beliau ini hehe #StandingApplause untuk Rikang.
Team Perjalanan, Rikang, Fajar dan Asep
Kedua, tentang kawan
sekamar. Dan entah bagaimana pula ceritanya bisa sekamar dengan tiga makhluk
bernama Udin, Fikri dan Rianto. Kami mendapati kamar no 2 kamar yang tentunya
akan menjadi sejarah, karena kamar inilah yang menurutku menjadi kamar paling
digemari peserta lain untuk singgah. Hehe karena diisi oleh orang-orang kece
seperti kami. Udin, sering dipanggil cak Udin yang paling sering bangunin
shalat Subuh dan yang paling kece lah. Biasanya ke Aula ya bersama anak yang
satu ini. Merasa seumuran, walaupun semesterku lebih tinggi tapi merasa tetap
sama-sama muda. Hehe. Lain Udin, lain lagi dengan Rianto, Calon guru Geografi
ini lebih selow dan tak banyak bicara. Tapi tetap superlah, sebagai penunjuk
arah anak-anak menuju WTS. Yang bijak dalam bersikap. Dan yang terakhir adalah
hmm temen berkelahi yang paling TOP sebut saja Fikri. Rasanya tak lengkap jika
satu malam itu nggak gangguin dia. Yang pasti, jika bersama Fikri pasti ada
masalah haha. Rambutnya yang bergelombang menjadi objek kejahilan hehe. Namun
jangan salah, Fikri inilah yang paling sering ngebangunin saya tengah malam
untuk ngerjain tugas. Tugas kuliah yang harus tetap dikumpulkan tepat waktu
walau raga tak ada disana. Maka dari itu harus mengucapkan banyak terimakasih
pada Fikri. Juga tentunya Udin dan Rianto.
Ketiga, tentang kawan
satu team Project. Doremi Fest. Kami dipersatukan karena kesamaan nasib, you
know lah what i mean :D .Dan karena kesamaan nasib itulah kami menjadi team
yang sangat kompak dalam games memasukan botol, Berkali-kali gagal,
berkali-kali itu pula bangkit untuk mencobanya kembali. Dan bersama team inilah
yang mengajarkan tentang keikhlasan dan perjuangan tanpa henti. Berasal dari 3
pulau, membuat warna Indonesia paling terasa dalam team ini. Ada Martin, Fitri,
Ihram dan Tiwi. Martin, ini bocah juga menjadi kawan paling sering beradu
argumen, haha. Dari awal sampai akhir kami senasib, mulai dari games strata
sosial Rp 188.000 hingga games kopi tetap menjadi warga kelas ekonomi. hehe.
Ihram, inilah orang yang paling sering mengingatkan “Yon, jangan lupa senyum “. Orangnya kalem, dan bertugas sebagai
ketua team kami. Dan akhirnya, pada hari terakir KEM pun bisa merasakan kembali
hujan Bogor kan? Haha. Tiwi dan Fitri hampir setipe, bedanya, jika Fitri ingin
lama-lama maka Tiwi ingin semuanya serba cepat. Hehe entah mengapa mereka
berdua takut memandang mata saya, sehingga Tiwi pun memberi oleh-oleh kacamata
Hitam sebagai kenangan haha. Dua anak ini, menjadikan warna dalam kelompok kami
semakin luar biasa.
Keempat, tentang
tetangga team kami, Yaitu kelompok 2. Baik sedang rapat, makan, maupun ketika
hari presentasi team ini selalu berdekatan. Berisikan Jodi, Ririe, Brita, Ajoi
dan Setya. Jodi Periang dan teman narsis bareng. Kalau sudah ketemu kamera,
udah lupakan saja dunia. Haha. Yang bikin salut, walaupun masih terbilang muda
(Umurnya sama tapi) bisa dibilang paling aktif dikelas. Lalu ada Ririe, atau
biasa aku panggil mamih. Kecil-kecil cabe rawit dan yang paling jago ngegombal.
Bagi Ririe mungkin tak ada hari tanpa gombal. Haha. Ketiga ada Brita, yang
biasa kusapa Mba Brit, nah kalau beliau ini sekaligus teman sharing kelompok,
jadi udah sama-sama tahu lah. Teguh pendirian dan wanita superlah.. semnangat
mba Brit. Yang ke empat ada Ajoi, pak de Ajoi ini lucu sekali, apalagi sedang
ngegombal bareng Riri, keduanya klop dah #ups. Dan yang terakhir adalah
terenteng Setya. Awalnya kupanggil nenek, tapi dia menolak mentah-mentah hehe.
Paling rajin melahap buku, yang pasti, tak ada hari tanpa membaca buku baginya.
Dan saat ini juga sedang punya tugas khusus untuk selalu ingetin saya baca
buku. Huaa terimakasih setya. Akan segera ke Solo..:D
Kelompok tetangga Ajoi, Jodi, Brita, Setya, Riri
Kelima adalah team
Minang. Hiaa beranggotakan Uni Suci dan Uda Heru. Kami sekelompok untuk tampil
dalam pertunjukan yang ada ditiap sesi, tapi gagal tampil. Padahal sudah
latihan lagunya Ayam den lapeh dan Takanang Jo kampuang. Karena satu selera dan
sama-sama berdarah Minang walau beda provinsi, jadi klop lah bersama dua orang
ini.
Ada juga Naufil alias
Pak Haji, hampir sama dengan Setya, beliau ini selalu berbinar-binar jika
bertemu dengan buku. Hampir semua jenis bacaan dilahapnya dengan cepat.
Konsisten. Ada May yang pendiam juga, teman sebelah kamar ini diam nya
bermakna, sama halnya dengan judul esainya. Ada sang juara Bang Reza, yang
kalau udah sekali berbicari, sudah lah. Perkataannya berlandaskan teori dan
tajam, beliau ini juga mengangkat tema yang berbeda. Seorang pecinta alam yang
udah turun naik gunung. Ada juga Hala, yang entah mengapa Fikri yang
jelas-jelas semester 5 dipanggilnya kaka, sedangan aku yang semester 7
dipanggil nya Yoni. Beuh, katanya sih karena saya kelihatan lebih muda. yeyeye
halahala.
Dan yang pasti, KEM
2013 tak akan semenarik ini, dan mempunyai kisah yang berbeda jika tak ada Ari
yang sangat lebih selow dan nggak neko-neko yang bisa menjadi pendengar cerita
dan pemberi saran yang baik, dan juga para penggagas club renang yang punya
talenta tersendiri, ada Shere yang menginspirasi lewat sanggar anak akar nya,
ada kak Alfa yang selalu nyemangatin aku kalau sedang atau berniat ngantuk
ketika ada materi, ada beni yang kocak dan super tenang, dan tentunya ada
Guster yang hampir mirip Fikri dengan rambut gelombang. Yang paling sering
bilang ‘Yon, kamu nggak keganggu kan?’ dengan nada khas nya.
***
Ya.. Itu semua adalah bagian dari kami yang
mungkin saat ini telah terpisah oleh jarak dan waktu. Namun satu yang pasti.
Kebersamaan yang pernah terjalin tak akan berhenti sampai disini. Yang pasti,
terimakasih banyak kepada teman-teman semua yang telah membantu ku selama
proses. Yang menguatkan dikala lemah, dan yang menghiburku kala gelisah.
Mungkin tidak hari ini, tapi esok atau nanti kita akan bertemu kembali kawan.
Selamat berproses dan menjadi pelopor dalam setiap aksi yang akan kalian
lakukan untuk menjadikan Indonesia menjadi benar-benar merasa “Menjadi
Indonesia”.