Tuesday, July 30, 2013
Alhamdulillah atas seizin Allah, cerpen ini menjadi juara pertama dalam sayembara Cerita Mini Internasional Yaman dan ini persembahan terindah untuk ayah.
Sekilas
Suara adzan telah
menggema dari surau yang terletak di ujung desa. Gerimis pagi cukup mesra
membuat orang-orang sekitar masih terbuai manja dalam peraduan mimpinya. Dari
rumah yang berdinding kayu ini, aku menyelinap bak seorang pencuri kecil yang
sedang tergopoh-gopoh melarikan diri. Dengan sarung biru yang kuleletkan di pinggang,
aku melangkah pelan-pelan. Tak akan kubiarkan bunyi langkah ku ini membuat
segala rencanaku gagal.
“ Mau kemana Ari?”.
Suara ayah cukup mengejutkan dan membuatku panik seketika.
“Ah ti..tidak yah, mau
ke belakang. meletakan cucian” jawabku
terbata-bata.
“ Hmm ketahuan bohong
nih, Mana cuciannya?” tanya ayah lagi.
“Ahh..hmm” Aku tak tahu
harus menjawab apa lagi. Pastilah kebohongan hari ini terbongkar sudah. Aku
takut sekaligus malu. Bukan karena takut ayah kan memarahiku, sungguh bukan.
Karena tak pernah sekalipun amarah keluar dari dirinya, aku takut karena
kebohongan ini entah yang keberapa kalinya aku lakukan. Aku takut jika nanti
ditanya malaikat tentang semua kebohongan ini.
*** Bersambung Tulisan Lengkapnya silakan temukan di toko buku terdekat yaa